HIDUP FIK JAYA UNY

Sabtu, 27 November 2010

Pengendalian Pendarahan

Pengendalian Pendarahan
Ditulis oleh dr. Hamidie Ronald , M.Pd
Yang dimaksud dengan pendarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari
pembuluh darah karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini
bisa disebabkan oleh benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah
yang tersumbat.

Berdasarkan letak keluarnya darah, pendarahan dibagi menjadi 2 macam, yaitu
pendarahan terbuka dan pendarahan tertutup. Pada pendarahan terbuka, darah
keluar dari dalam tubuh. Tekanan dan warna darah pada saat keluar tergantung
dari jenis pembuluh darah yang rusak. Jika yang rusak adalah pembuluh arteri
(pembuluh nadi), maka darah memancar dan berwarna merah terang. Jika yang
rusak adalah pembuluh vena (pembuluh balik), maka darah mengalir dan
berwarna merah tua. Jika yang rusak adalah pembuluh kapiler (pembuluh
rambut), maka darah merembes seperti titik embun dan berwarna merah terang.
Pada pendarahan tertutup, darah keluar dari pembuluh darah dan mengisi
daerah di sekitarnya, terutama dalam jaringan otot. Pendarahan ini dapat
diidentifikasi dengan adanya memar pada korban.
Bentuk lain dari pendarahan tertutup adalah pendarahan dalam. Pada
pendarahan dalam, darah yang keluar dari pembuluh darah mengisi rongga
dalam tubuh, seperti rongga dalam perut. Pendarahan ini dapat diidentifikasi dari
tanda-tanda pada korban, seperti:
- setelah cidera korban mengalami syok, tapi tidak ada tanda-tanda
pendarahan
- tempat cidera mungkin terlihat memar yang terpola

- lubang tubuh mungkin mengeluarkan darah
Pengendalian pendarahan bisa bermacam -m acam, tergantung pada jenis dan
tingkat pendarahannya. Untuk pendarahan terbuka, pertolongan yang bisa
diberikan antara lain:
- tekan langsung pada cidera
Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah beberapa
saat, sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut. Teknik ini
dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu parah (luka sayatan yang tidak
terlalu dalam).
- elevasi
Teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (tentunya setelah
dibalut) sehingga lebih tingggi dari jantung. Apabila darah masih merembes,
diatas balutan yang pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan
yang pertama.
- tekan pada titik nadi
Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju
bagian yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal
artery (di kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery
(di pangkal leher, dekat tulang selangka), brachial artery (di lipatan siku),
radial artery (di pergelangan tangan), femoral artery (di lipatan paha),
popliteal artery (di lipatan lutut), posterior artery (di belakang mata kaki), dan
dorsalis pedis artery (di punggung kaki).
- Immobilisasi
Immobilisasi bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang
luka. Dengan sedikitnya gerakan diharapkan aliran darah ke bagian yang luka

tersebut menurun.
- tourniquet
Teknik ini hanya dilakukan untuk menghentikan pendarahan di tangan atau
kaki saja, merupakan pilihan terakhir, dan hanya diterapkan jika ada
kemungkinan amputasi. Bagian lengan atau paha atas diikat dengan sangat
kuat sehingga darah tidak bisa mengalir. Dahi korban yang mendapat
tourniquet harus diberi tanda silang sebagai penanda dan korban harus
segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Jika
korban tidak segera mendapat penanganan, bagian yang luka bisa
membusuk.
Berbeda dengan pendarahan terbuka, pertolongan yang bisa diberikan pada
korban yang mengalami pendarahan dalam adalah sebagai berikut:
- rest
Korban diistirahatkan dan dibuat senyaman mungkin.
- ice
Bagian yang luka dikompres es hingga darahnya mem beku. Darah yang
membeku ini lambat laun akan terdegradasi secara alami melalui sirkulasi
dan metabolisme tubuh.
- commpression
Bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu mempercepat proses
penutupan lubang/bagian yang rusak pada pembuluh darah.
- elevation
Kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi dari jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar